BORGOLNEWS.COM Tiga anak pahlawan revolusi korban G30S PKI yang punya karier cemerlang di TNI menarik untuk dibahas.
Peristiwa G30S PKI masih melekat dalam ingatan masyarakat Indonesia. Peristiwa G30S PKI berakhir tragis, enam jenderal dan satu perwira pertama dibunuh dan jenazahnya dibuang ke sebuah sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Perjuangan para pahlawan revolusi dan jenderal pemberantas G30S PKI tersebut dilanjutkan oleh anak dan cucu mereka yang berkarier di TNI.
Ternyata ada tiga anak pahlawan revolusi dan jenderal yang memiliki karier cemerlang dan pernah memiliki jabatan strategis di TNI. Berikut sekilas profil anak jenderal pahlawan revolusi yang berkarier di bidang militer dilansir beragam sumber, Rabu (11/10/2023).
1. Letjen Sugiono, putra angkat dari Letjen Anumerta S. Parman
Letjen Sugiono lahir pada tanggal 10 September 1948. Pada tahun 1968, ia diterima sebagai taruna di AKABRI Udara dan lulus pada tahun 1971 dengan menyandang gelar pangkat letnan dua infanteri.
Sebagai perwira infanteri, Sugiono pernah menduduki berbagai macam jabatan. Pada 2 Januari 1968, Sugiono dilantik menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 501/ Bajra Yudha. Selama ia bertugas di Madiun ia berpangkat Letnan Kolonel.
Kemudian, pada 1992 Sugiono menjabat sebagai Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I yang memiliki tempat markas di Cijantung. Sugiono yang memiliki pangkat Kolonel ia harus memimpun Brigade yang posisinya dibawah Kostrad selama kurang lebih setahun.
Sayangnya, pada tahun 1993 ia dimutasikan menjadi salah satu ajudan Presiden Soeharto yang berasal dari TNI AD untuk menggantikan posisi Wiranto yang mendapatkan promosi jabatan sebagai Kepala Staff Komando Daerah Militer Jaya. Ia menjadi ajudan presiden kurang lebih selama 2 tahun. Lalu, ia mendapatkan promosi jabatan menjadi Komandan Paspampres dan dilantik pada 14 Juli 1965.
2. Letjen Hotmangaraja Panjaitan, putra dari Letjen Anumerta DI Panjaitan
Letjen Hotmangaraja Panjaitan adalah anggota Baret Merah Kopassus dari kesatuan Infanteri yang telah purnatugas. Hotmangaraja adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara. Ia lahir di Palembang, 14 Oktober 1953.
Hotmangaraja termasuk satu dari empat jenderal yang telah purnatugas dan menyandang Tab Ranger. Tiga diantaranya yaitu SBY, Letjen Syaiful Rizal dan Letjen Nugroho Widyotomo. Tab Ranger merupakan kursus terbuka untuk prajurit TNI AD, AU, AL, bersama Marinir Amerika Serikat. Selain itu, juga diikuti oleh tentara dari negara lain yang memiliki kerja sama dengan AS.
Selain memiliki karier di bidang militer, Hotmangaraja pernah mengemban amanah sebagai Duta Besar RI. Ia pernah bertugas di Prancis,Andorra, dan Monako serta UNESCO pada tahun 2014 hingga 2019
3. Letjen Agus Widjojo, putra dari Letjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo
Letjen Agus lahir di Solo pada tanggal 8 Juni 1947. Pada usia lima tahun ia kehilangan sang Ibu Sri Rochjati sehingga ia dibesarkan oleh ibu sambungnya yaitu Suparni.
Ketika peristiwa G30S PKI Agus masih berusia 18 tahun. Peristiwa tersebut masih terekam jelas di dalam ingatannya bagaimana hari terakhir ia berjumpa dengan ayahnya pada 1 Oktober 1965.
Sebagai salah satu anak korban dari peristiwa G30S PKI, Agus Widjojo ingin berdamai dengan masa lalu. Menurut Agus Widjojo peristiwa G30S PKI pada dasarnya adalah suatu gerakan yang sudah gagal sejak awal dikarenakan gerakan tersebut tidak dipersiapkan secara baik.
Letjen Agus pernah menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata RI (AKABRI) pada tahun 1970. Ia juga pernah mengenyam pendidikan di di Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri, Pendidikan PARA, Master of Military Arts and Science (MMAS) US Army Command and General Staff College Fort Leavenworth, USA (1988),
Dia juga pernah mengambil Master of Science in National Security (MScNS), National Defense University, Fort Myers, Washington DC, USA (1994), dan Master of Public Administration (MPA), George Washington University, Washington DC, USA (1994).
Agus mengawali kariernya di bidang militer, pada tahun 1975 ia pernah menjabat sebagai Perwira dalam International Commission for Control and Supervision di Vietnam tahun 1973, dan dalam Kontingen Indonesia untuk United Nations Emergency Force II di Sinai, Timur Tengah. Kemudian, pada tahun 2003 ia pensiun dari TNI.
Sebelum pensiun ia memiliki dua tugas terakhir sebagai Kepala Staf Teritorial Panglima TNI dan sebagai Wakil Ketua MPR Fraksi TNI/Polri.
Pada tahun 1999 hingga 2003 Agus menjadi wakil ketua MPR RI dan ia juga dipercayai menjadi Gubernur Lemhanas. Saat ini ia menjabat sebagai Gubernur Lemhanas RI.
Kariernya terus melejit sehingga Letnan Agus Widjojo dilantik oleh presiden Jokowi sebagai duta besar RI untuk Filipina pada tanggal 12 Januari 2022.
Pelantikan Agus sesuai dengan Keputusan Presiden No.43/TPA/2016 tentang pemberhentian dan pengangkatan dari dan dalam jabatan Gubernur Lemhanas yang berlaku pada tanggal di tetapkan yaitu 7 April 2016
Discussion about this post