BORGOLNEWS COM – PASANGKAYU – Pasca meluapnya aliran sungai Lariang, menyebabkan beberapa wilayah di sepanjang bantaran sungai Lariang terdampak banjir, seperti yang terjadi di beberapa titik lokasi wilayah di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar).
Salah satu perkampungan warga yang terdampak banjir akibat luapan sungai Lariang yakni Dusun Kalindu, Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasangkayu.
Selama dua hari warga terisolir akibat meluapnya sungai Lariang merupakan air kiriman daru hulu sungai Lariang di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Padahal diketahui tahun 2019 lalu, pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu, Sulteng, telah merealisasikan peroyek pengerjaan tanggul di Dusun Kalindu dengan volume sekitar 500 meter, namun diduga tidak efektif dalam menanggulangi banjir di wilayah tersebut.
Kepala Desa (Kades) Lariang, Firman mengatakan tahun lalu ada proyek pembangunan tanggul dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu, nanum titik pengerjaannya itu tidak efektif, sebab pengerjaan tanggul tersebut berada jauh dari titik aliran sungai yang lebih terdahulu sudah jebol.
“Andaikan pembangunan tanggul itu di realisasikan pengerjaannya di titik aliran sungai yang sudah jebol, luapan air sungai Lariang bisa teratasi dan tidak terdampak banjir serta tidak mengakibatkan akses jalan akan terputus. Tapi yang di tanggul bukan ditik tersebut, sehingga memudahkan luapan air sungai Lariang masuk ke wilayah perkampungan warga,” kata Firman didampingi Babinsa serta Bhabinkamtibmas saat memantau perbaikan tanggul dan akses jalan di bantaran sungai Lariang di Dusun Kalindu, pasca banjir, Rabu (6/5/2020).
Menurut dia, seharusnya pihak perencanaan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu lakukan koordinasi dengan pemerintah disini, mana yang lebih urgen untuk di tanggul terlebih dahulu.
“Tapi ini tanggul yang di kerjakan jauh dari pemukiman warga, sehingga ketika datang banjir kiriman dari hulu sungai Lariang, perkampungan Dusun Kalindu tetap terkena dampaknya,” tutur Firman.
Dirinya berharap ke Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu, ketika ingin menurunkan kembali proyek pengerjaan tanggul di wilayah bantaran sungai Laring ini, agar terlebih dahulu dikoordinasikan.
“Maksud kami ini bukan untuk intervensi, tetapi hal ini untuk di ketahui mana titik lokasi yang seharusnya terlebih dahulu dikerjakan dan mana yang sementara menunggu, agar persoalan banjir ini pelan-pelan bisa kita atasi bersama,” harap Firman.
Sementara itu, salah satu pengusaha tambang galian C yang berlokasi di bantaran sungai Lariang, Suardi melakukan pembenahan perbaikan tanggul dan akses jalan yang hampir jebol atau terputus, dimana proyek tanggul tersebut telah selesai dikerjakan oleh pihak rekanan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu tahu 2019 lalu.
“Kami bekerjasama dengan pihak PT Passokorang untuk lakukan perbaikan tanggul dan akses jalan yang hampir terputus itu akibat gerusan air sungai. Kami membiayainya dengan PT Passokorang melalui dana CSR kami masing-masing sebab ini jalan hampir terputus dan dalam situasi emergency,” ujar Suardi. (Nis)
Discussion about this post