BORGOLNEWS.COM, KUANSING/RIAU – Vertikultur merupakan teknik bercocok tanam diruang/lahan sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan secara bertingkatPada pandemi sekarang ini dinilai cukup mengganggu kestabilan perekonomian keluarga indonesia.Hal ini mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan komsumsinya.
Berdasarkan masalah itu Mahasiswa kuliah kerja nyata (KUKERTA) UNRI Desa tanjung,kecamatan hulu kuantan,kebupaten kuantan sengingi berinisiatif untuk mencoba membantu memberikan solusi berupa program pekarangan pangan lestari dengan sistem Vertikultur.
Saat dikomfirmasi melalaui Pesan WahatsApp Senin,27/09/21 Ketua Kukerta UNRI M.Iqbal Asmuri Desa Tanjung menurtnya,Vertikultur merupakan sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat sehingga tidak membutuhkan lahan yang luas untuk bercocok tanam. Dengan memamfaat kan bambu sebagai Tempat penanaman dan perkarangan yang tersedia,masyarakat desa tanjung mampu bercocok tanam untuk menigkatkan ketersediaan pangan rumah tangga sekaligus membantu mengurangi pengeluaran untuk komsumsi.
Masih kata M.Iqbal,Kelebihan dari sistem Vertikultur ini antara lain,murah,mudah pengaplikasikannya dan menyehatkan.
Ditempat terpisah Anda Nasrian dipercaya sebagai penanggung jawab kegiatan ini.selain mudah di aplikasikan,keuntungan lainnya dari sistem vertikultur ini adalah hemat lahan dan air,mendukung pertanian organik sehingga ramah lingkungan,wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat,umur tanaman relatif pendek,pemeliharaan tanaman relaif sederhana serta dapat juga digunakan untuk menyalurkan hoby,jelas anda nasrian.
Sebelumnya Program pembuatan Vertikultur ini dilaksanakan pada hari Rabu (14/8). yang di lakukan di perkarangan kantor Desa tanjung.pembuatan vertikultur ini disaksikan oleh warga desa tanjung.
Tanaman yang dipilih untuk ditanam menggunakan sistem Veltikultur yaitu Sawi pakcoy.
Selanjutnya salah satu Ibu Rumah tangga meneruskan dengan rasa bangga,dilakukan penyemaian benih di sawi pakcoy di dalam polybag dan dilakukan penyiraman secara rutin pada pagi hari dan sore hari selama 3-4 minggu.tanaman sawi yang berusia 3-4 minggu tersebut dapat langsung ditananam dengan cara pemindahan yang telah disediakan,dan dilakukan pencabutan benih sawi secara berhati-hati dan jangan sampai rusak.
Program ini sangat membantu warga Desa tanjung terutama ibu rumah tangga dengan mengandalkan lahan yang sempit,saya berharap dengan adanya program ini semua warga semakin terdorong untuk bercocok tanam di perkarangan,”ujar salah satu Ibu Desa Tanjung. (red)
Discussion about this post