BORGOLNEWS.COM, INHU– Sejak beberapa tahun terakhir, Sungai Indragiri yang berada di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, terus mengalami kerusakan. Mulai dari pendangkalan hingga abrasi di berbagai titik.
Secara garis besar, proses abrasi tersebut dapat terjadi karena dua faktor, yaitu alam dan manusia. Abrasi yang terjadi secara terus menerus, tentunya akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan.
Sebagai antisipasi terjadinya abrasi yang berkelanjutan, pemerintah Kabupaten Inhu melakukan pemetaan pada titik rawan di sepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai). Hal itu dilakukan dengan cara menelusuri aliran Sungai Indragiri yang dipimpin langsung Bupati Inhu, Rezita Meylani Yopi.
10 unit perahu karet bersama 30 personil dari KPBD (Kantor Penanggulangan Bencana Daerah) diterjunkan dalam misi tersebut. Diawali dari Desa Batu Rijal Kecamatan Peranap, hingga Desa Pulau Jumat Kecamatan Kuala Cenaku.
Penelusuran sungai guna pemetaan titik rawan abrasi tersebut, juga melibatkan instansi terkait, diantaranya Dinas Lingkungan Hidup, PUPR, Diskominfo, serta LAMR (Lembaga Adat Melayu Riau) Inhu.
Sedikitnya ada 16 titik rawan abrasi yang berhasil dipetakan oleh tim. 16 titik tersebut diantaranya, Desa Selunak, Batu Rijal Hilir, Kelurahan Pasar Peranap, Gumanti, Danau Baru, Kampung Pulau, Kelurahan Kampung Besar Seberang, Pasir Kemilu, Pulau Gajah, Pulau Gelang, Lumu, Sungai Raya, dan Pulau Jumat.
Dan guna mengatasi kerusakan yang berkelanjutan, Pemkab Inhu akan melaporkan dan menjalin koordinasi dengan jajaran instansi terkait, mulai dari tingkat provinsi hingga pusat, dengan tujuan pada setiap titik abrasi dapat dilakukan penanaman pohon.
“Ada 16 titik rawan yang sudah kita petakan dan harus segera dilakukan antisipasi, salah satunya dengan cara penanaman pohon”, ujar Bupati Inhu, Rezita Meylani Yopi melalui Plt Kepala DLH Inhu, Joni Meriyanto di Pematang Reba, Senin (22/11/2021).
Atas hal itu sambung Joni, hasil pemetaan yang telah dilakukan Pemkab Inhu tersebut akan segera disampaikan kepada jajaran Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
“Kita sangat berharap, upaya penanaman pohon tersebut dapat terealisasi pada tahun 2021 mendatang,” tutur Joni dilansir dari riaulink.com.
Terhadap masyarakat, pihaknya juga berharap untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan, terutama terhadap aliran Sungai Indragiri yang sejauh ini merupakan sumber air masyarakat Inhu.
Dan untuk diketahui, program penanaman pohon pada areal titik abrasi Sungai Indragiri tersebut, juga selaras dengan program Bupati Inhu tentang penanaman sejuta pohon yang akan dilakukan di 10 kecamatan pada tahun 2022 mendatang, tutup Joni.
Sementara itu, Kepala KPBD (Kantor Penanggulangan Bencana Daerah) Inhu, Ergusfian menambahkan, abrasi Sungai Indragiri tersebut juga tidak terlepas dari akibat perbuatan tangan manusia, salah satunya akibat maraknya penambangan pasir dan batu di sepanjang aliran Sungai Indragiri tersebut.
Dengan demikian, pihaknya mengimbau kepada para pelaku penambang pasir, untuk sadar akan dampak dari apa yang mereka lakukan. Tidak hanya abrasi, dampak yang paling besar yang ditimbulkan adalah banjir.
“Penambangan pasir sangat berperan banyak terhadap abrasi sungai, baik di daerah tempat penambangan pasir maupun di daerah sekitarnya karena terkurasnya pasir akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan arah arus air yang menggerakkan dasar sungai,” singkat Ergusfian. (red)
Discussion about this post