BORGOLNEWS.COM, Jeneponto – Pemilik kafe Sahabat Bunda Ririn di Birangloe Kel. Tonrokassi Timur Kec. Tamalatea Kab. Jeneponto SulSel, Hj. Erni Dg Dingin dinilai sangat nakal mengabaikan teguran teguran para rekan aparat pemerintahan setempat, untuk menghentikan kios kafenya menjual sejumlah macam miras, terhiasi wanita kupu kupu malam alias PSK.
Kenakalan mengabaikan teguran pihak petugas aparat pemerintahan setempat dan pihak TNI serta kepolisian RI, dapat dibuktikan seiring dengan adanya pengakuan pihak Kelurahan Tonrokassi Timur, bahwa pihaknya bersama Babinsa dan Babinkamtibmas, sudah pernah mendatangi tiga kali, namun hingga sekarang belum juga ditutupnya
“Terkait adanya keresahan warga, maka Pihak Kami bersama Babinsa dan Babinkamtibmas sudah tiga kali mendatangi agar menutup kafenya karena warga sekitarnya kebanyakan merasa resah tidak nyaman, namun hingga sekarang belum juga ditutup’. Tutur salah satu oknum Staf Kelurahan Tonrokassi Timur. Jumat, 17 Juni 2022.
Selain itu, nampak disaksikan oleh rekan wartawan, ketika Babinsa Kel. Tonrokassi Timur, Kopda Syamsuddin saat menyampaikan adanya laporan keresahan warga masyarakat binaannya, Hj. Erni Dg Dingin nampak spontan naik pitam membentak dengan suara lantangnya berteriak laksana orang kerasukan setan, sama sekali tidak menghargai Babinsa sebagai petugas setempat.
Dalam bentakannya itu, Hj. Erni Dinging dihadapan Babinsa, Serda Syamsuddin meneriakkan, sedangkan pak Wakapolres dan Kapolres Jeneponto hanya berpesan, bahwa yang tidak bisa dibantunya jika menjual sabu sabu dan ada keributan.
Hj. Erni Dinging tidak hanya menyebut wakapolres dan Kapolres Jeneponto saja, tetapi juga dia membanggakan Polda Sulsel. “Pak waka dan pak Kapolres saja bilang sama saya cuma dua yang saya tidak bisa bantu Bu Hajjah hanya Penjualan sabu sabu dan keributan saja”. Kata Hj. Erni.
Pemilik Kafe Sahabat Bunda Ririn itu mengakui adanya tujuh wanita kupu kupu malam yang menghiasi Kios Kafenya, namun diapun menyebutkan Karamaka yang dianggapnya lebih besar lagi.
Konon, ada beberapa warga sekitar Kafe Sahabat Bunda Ririn itu yang sering datang di Kafe itu dan setelah kembali ke rumahnya, sering terjadi keributan dengan istri isteri mereka, sehingga dianggap Kafe itu adalah sebuah sumber keresahan warga.
Selain itu, juga Kafe Sahabat Bunda Ririn itu, berdekatan sekali dengan Mesjid, sebagai tempat ibadah pendekatan diri kepada Allah SWT. (Tim)
Discussion about this post