BORGOLNEWS COM – DAIRI – Kurangnya Perhatian pemerintah kabupaten Dairi terhadap pertanian mengakibatkan harga pupuk di kios pupuk merajalela menaikkan harga eceran tertinggi ( HET) di kabupaten Dairi yang sudah ditentukan pemerintah kabupaten dairi.
Media sabtanews.com mendapat informasi dari (JS, AS, ET) anggota kelompok tani desa sosorlontung dimana ada kios memberikan harga 2 persi
” kami tau memang ada kelompok tani membeli pupuk dengan harga HET yang ditentukan pemerintah sementara kami membeli seharga Rp. 140.000 per sak di satu toko yangsama” ucap salah seorang sumber informasi
Anggota klompok Tani tersebut juga meyatakan pernah ada rapat dikantor desa untuk menentukan harga pupuk tapi yang tau cuman ketua kelompok tani di kantor desa yang dihadiri kepala desa, PPL pertanian, dan ketua kelompok tani, tutur slah satu dari ketua kelompok tani yang mana anggotanya tidak terima harga pupuk tersebut.
Kami berharap supaya kios mengerti sama kebutuhan kami yang bertani ini spya kios kios di pandu untuk menaikan harga jangan sampai memberatkan kami petani dan distributor pupuk memantau kios supaya harga pupuk gak sesuka hati dinaikkan dan pukpuk bisa tepat sasaran sama kami.
Media juga mengkonfirmasi langsung ke pemilik kios terkait kebenaran dua harga yang di jual oleh kios UD. MAJU BERSAMA yang berada di desa sosor lontung kecamatan siempatnempu kabupaten dairi.
Pemilik kios UD. MAJU BERSAMA menjelaskan bahwa ia memang menjual dua harga yangberbeda.
” iya benar khusus untuk satu kelompok tani saya jual dengan harga HET dan dua kelompok lagi Rp. 140.000 persak ” ucapk pemilik kios UD. MAJU BERSAMA
Lanjutnya, itu terjadi karena mereka melapor kepolisi jadi polisi bilang supaya sama kelompok tersebut diberikan dengan Harga HET tapi jemput sendiri ke kios dan uang yang saya kutip juga di tahun sebelumnya lebih dari harga HET sudah saya kembalikan kepada mereka ( kelompok tani yang melapor ke polisi) kata pemilik kios majubersama sembari menjelaskan dalam bahasa batak toba.
Pemilik kios yang dikonfirmasi media di desa sosorlontung sebayak dua dari empat kios juga mersa kecewa karna dinilai PPL pertanian tidak mampu mengkordinir kelompok tani yang ada di desa tersebut.
Dima ada sekitar 25 kelompok tani tetapi dua kios haya mendapat 3 kelompok tani tetapi PPL tidak mampu membagi untuk 4 kios malah satu kios yang diberikan lrbih dari 10 kelompok tani.
“Kami berharap pemerintah bisa membantu kami untuk menetralkan pembagian kelompok tani d desa kami ini karna ini terkait usaha untuk kelangsungan hidup,” pungkasnya( Gandali)
Discussion about this post