BORGOLNEWS.COM, Pekanbaru – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI melalui Forum koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Propinsi Riau selenggarakan kegiatan ” Pelibatan Pemuda Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme dengan Pitutur Kebangsaan “Ekspresi Indonesia Muda”, bertempat di gedung wanita Propinsi Riau. Senin (31/10/22)
Rangkaian acara yang dimulai dari pukul 08.00 Wib tersebut diawali dengan registrasi peserta kemudian dilanjutkan dengan sesi acara demi acara yang berlangsung hingga pukul 14.30 wib.
Kegiatan yang ditaja oleh BNPT RI Melalui FKPT Riau tersebut dihadiri oleh Ketua FKPT Riau Hj.Dinawati,S.Ag.MM, Direktur pencegahan BNPT Brigjen Pol R.Ahmad Nurwakhid,SE,MM, Gubernur Riau yang diwakili oleh Kesbangpol Propinsi Riau, Dirbinmas Polda Riau.
Dalam kegiatan tersebut diikuti oleh seratusan peserta yang terdiri dari pelajar SMA, SMK, MA sederajat, Mahasiswa, Komunitas Pemuda, Guru/staf pengajar serta Dinas Pendidikan.
Kegiatan terbagi atas beberapa sesi materi seperti materi “Peran Aktif Pemuda, Pelajar dan organisasi kepemudaan dalam pencegahan terorisme”, materi “Kebijakan dan Strategi Pencegahan Terorisme dikalangan pemuda dan pelajar”, kemudian setelah sesi tanya jawab dilanjutkan dengan kegiatan Workshop Konten Kreatif hingga selesai.
Ketua PWNU Riau selaku salah satu narasumber dalam kegiatan BNPT RI yang ditaja oleh FKPT Riau tersebut, mengisi materi terkait Peran Aktif Pemuda, Pelajar dan organisasi kepemudaan dalam pencegahan terorisme. Dalam pemaparannya, KH T.Rusli Ahmad,SE,MM memberikan pemahaman terkait beberapa hal penting yang harus dipahami kepada peserta.
Hal tersebut dimulai dengan pemahaman terlebih dahulu terkait apa itu Terorisme seperti yang tertuang didalam UU NO 5 Tahun 2018 pasal 1 ayat (2) dan Perpres No 7 Tahun 2021 pasal 1 ayat (3), kemudian bagaimana kata kunci dari Terorisme tersebut seperti perbuatan, kekerasan, ancaman kekerasan dan sebagainya.
Kemudian terkait pemahaman Intoleransi, Radikalisme, Terorisme serta penjabaran terkait faktor penyebaran radikalisme seperti pemahaman keagamaan yang literal, lemah dalam wawasan sejarah dan sosiologi dan seterusnya. Pemaparan dilanjutkan kepada situasi tantangan global bangsa ke depan dan bagaimana peran aktif dalam pencegahan terorisme tersebut.
(Edi Palembang)
Discussion about this post