BORGOLNEWS.COM, Pekanbaru – Gubernur Riau Syamsuar, saat menerima kunjungan kerja Komisi IX DPR RI dalam rangka pengawasan program vaksinasi COVID-19 untuk vaksin Astrazeneca, memaparkan capaian vaksinasi yang telah dilakukan pemerintah provinsi tersebut.
“Capaian vaksinasi di Provinsi Riau per kabupaten/kota pada saat ini dari sinovac sebanyak 895.680 sedangkan total sasaran vaksin sebanyak 964.846 dengan SDM kesehatan sebanyak 32.923, petugas publik 349.418, dan lansia 582.505,” kata Gubernur Syamsuar, di Gedung Daerah Balai Pauh Janggi, Pekanbaru, Kamis.
Ia menjelaskan, masih ada beberapa vaksin di daerah yang belum berjalan karena ada di beberapa daerah yang masih sedikit vaksinnya dan mengharapkan dukungan dari TNI dan Polri untuk dukungan tambahan vaksin.
“Pada 1 Juli 2021 Riau menargetkan meningkatkan vaksinasi masal hingga 1 juta orang dan tentunya kami sangat berharap dukungan dari Kemenkes RI untuk menambah vaksin lagi ke Provinsi Riau ini,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga berterima kasih kepada Komisi IX DPR RI yang telah berkenan berkunjung ke Riau. Karena dengan kunjungan itu dapat memberikan arahan, sehingga Pemprov dengan semangat dapat mengendalikan penanganan COVID-19 di daerah setempat.
Pertemuan yang dipimpin langsung gubernur tersebut juga dihadiri Forkopimda Riau, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir, Juru Bicara (Jubir) Satgas COVID-19 Riau Indra Yovi, serta undangan lainnya.
“Bersamaan dengan pertemuan ini tentunya kami sangat berbahagia, dengan kehadiran juga dari perwakilan Kementerian Kesehatan, sehingga diharapkan bisa memberikan masukan untuk Riau terkait perkembangan varian baru yakni varian delta dari India itu,” kata gubernur lagi.
Syamsuar menerangkan, saat ini perkembangan angka kasus COVID-19 pada per 16 Juni 2021 dengan kasus konfirmasi positif COVID-19 tercatat 66.520, sembuh mencapai 92 persen, meninggal 1.791, kasus aktif COVID-19 sebanyak 3.507, dirawat di RS sebanyak 565 orang dan dengan isolasi mandiri 2.942 orang.
“Untuk dalam kasus COVID-19 ini kasus tertinggi pada pasien jenis kelamin perempuan,” katanya. (red)
Discussion about this post