BORGOLNEWS.COM, TEMBILAHAN – Untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di Kabupaten Indragiri Hilir, Ketua Gerakan Satu Hati (GSH) Inhil Hj, Zulaikhah Wardan Sos ME yang juga sebagai Ketua TP-PKK Kab. Inhil, buka kelas Terapi program Rumah Pemulihan Gizi Blud Puskesmas Gajah Mada Tembilahan di Jalan Gajah Mada Tembilahan.
Dalam kunjungannya Hj. Zulaikhah Wardan yang didampingi Ketua BAZNas Inhil HM Yunus Hasby SAg MAg MH, Kepala Dinas PMD dan Kepala Dinas Kesehatan Budi N Pamungkas melihat secara langsung kelas terapi pemulihan gizi yang diikuti puluhan Ibu-ibu yang anaknya merupakan sasaran GSH Inhil di Kecamatan Tembilahan.
Dalam kesempatan tersebut Hj Zulaikhah Wardan juga menyerahkan bantuan berupa perlengkapan sholat, uang tunai dan Paket Ramadhan Berkah yang berasal dari dana zakat yang dihimpun BAZNas Inhil kepada 34 keluarga sasaran GSH.
Hj. Zulaikhah Wardan mengatakan, rumah pemulihan gizi ini merupakan inovasi dari UPT Puskesmas Tembilahan dalam kegiatan “Rupiah Gizi” yang dibentuk sejak tahun 2014 silam.
Hj Zulaikhah Wardan juga menjelaskan, tujuan rumah pemulihan gizi adalah memberikan edukasi bagi orang tua penderita gizi buruk dan gizi kurang.
“Dalam kegiatan tersebut kita memantau dan mengedukasi bagaimana cara memberikan susu dan lain sebagainya sehingga orang tua termotivasi untuk memulihkan berat dan tinggi anak kembali normal,”katanya.
“Keberadaan rumah pemulihan gizi UPT Puskesmas Gajah Mada Tembilahan sejalan dengan upaya penuntasan Stunting, gizi buruk dan gizi kurang dalam Gerakan Satu Hati,” Jelasnya.
Dalam kesempatan Tersebut, Ketua TP PKK juga berpesan kepada para petugas kesehatan dan kader kesehatan untuk dapat menghimbau dan senantiasa menggerakan Gerakan ASI Eksklusif
Melihat pengalaman di GSH ini, dimana anak usia 0 sampai dengan 2 tahun yang mengalami gizi buruk dan gizi kurang umumnya mereka tidak mendapatkan asupan ASI dari orangtuanya.
Kita tahu Sasaran Stunting adalah usia 0 sampai dengan 2 tahun atau seribu hari pertama kehidupan, Jadi tidak ada makanan terbaik bagi anak usia 0 sampai dengan 2 tahun selain ASI minimal ASI eksklusif usia 0 sampai dengan 6 bulan.
Jadi jangan diberikan apapun kepada anak pada usia tersebut selain ASI. Ini yang banyak kita temui sekarang orang tua banyak yang jarang memberikan ASI, sehingga banyak ditemukan kasus anak-anak gizi buruk dan gizi kurang.
Dengan ASI yang cukup dan serta ibunya mengkonsumsi gizi yang cukup ASInya akan maksimal dan berkualitas insya Allah tidak akan terjadi gizi kurang, gizi buruk bahkan Stunting.
“Jadi sekali lagi saya mengharapkan dan menganjurkan seluruh ibu-ibu wajib menyusui bayinya dengan ASI,” Tekan Zulaikhah.
Kemudian juga kepada tenaga kesehatan maupun kader kiranya juga mendukung ASI eksklusif ini, dan mengedukasi kepada ibu-ibu karena ibu-ibu muda yang mengalami kehamilan pertamanya masih belum mengetahui hal tersebut,” imbuhnya. (adv–Diskominfo)
Discussion about this post