BORGOLNEWS.COM, PEKANBARU – Ibadah haji kali ini akan diikuti oleh Ketua Umum DPP Santri Tani NU, T Rusli Ahmad SE MM yang juga merupakan ketua PWNU Riau dan ini merupakan ibadah haji pertama kalinya yang akan dijalani dan diikuti.
“Ibadah kali ini memang untuk yang pertama kali yang akan saya jalani. Tapi dibalik itu semua, ada tanggung jawab besar yang harus saya hadapi,” terang Ketua Umum DPP Santri Tani NU yang akrab dipanggil Rusli Ahmad , Minggu (26/6/2022).
Rencananya, saat menjalani ibadah haji, ia akan berdoa di tanah suci untuk menyelesaikan beberapa rencana besarnya. Salah satunya adalah rencana pembangunan 83.000 Pondok Pesantren di seluruh daerah di Indonesia sesuai dengan jumlah desa di seluruh Indonesia.
“Saya disana (di tanah suci) juga akan berdoa untuk rencana pembangunan Pondok Pesantren. Saya berencana mendirikan 83.000 Pondok Pesantren di seluruh daerah (di Indonesia),” ucap Rusli Ahmad di kediamannya di RA Kopi Aren Agrowisata Pekanbaru.
Untuk nama yang direncanakan oleh T Rusli Ahmad, saat ditanyakan oleh awak media, ia menjawab bahwa yang masih terpikir olehnya untuk sementara akan menggunakan nama Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Santri Tani NU dan hanya terdiri dengan maksimal 99 santri untuk tiap ponpes.
“Sebelum saya dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, selagi masih diberi ijin bernafas, saya ingin mendirikan Pondok Pesantren Santri Tani NU yang sementara ini masih terpikir diberi nama Tahfidz Qur’an Santri Tani NU dan saya bercita-cita dari setiap desa di Indonesia, ponpes Santri Tani NU dapat melahirkan serta menjadikan Hafidz dan Hafidzah Qur’an yang handal,” jawabnya.
“Untuk jumlah santri di Pondok Pesantren, saya tidak mewajibkan jumlah santrinya harus banyak, maksimal hanya 99 santri saja. Yang penting pendidikannya yang harus berkualitas. Tidak kuantitas yang saya inginkan, tapi kualitas dari santri,” sambungnya.
Terkait jumlah santri yang diharapkan oleh Rusli Ahmad, Pondok Pesantren yang dicita-citakan untuk didirikannya usai menjalani ibadah haji, tidak mementingkan kuantitas dari santri.
“Tidak perlu santri yang banyak, saya berpikir bagaimana mendirikan tempat untuk para santri menimba ilmu dengan pendidikan berkarakter membangun jiwa enterprenaur. Jadi setelah tamat, para santri tersebut bisa membuka lapangan pekerjaan terutama di segi pertanian,” tutupnya.
Editor : Edi Palembang
Discussion about this post