BORGOLNEWS.COM – SIAK/RIAU – Kepala desa Tengganau R. Sitio di duga sudah melakukan kebijakan yang keliru dan diktator tentang pemecatan terhadap petugas Kader Pembangunan Manusia serta petugas Kader Lansia tanpa alasan yang tidak jelas.
Dua orang ibu sebagai narasumber yang tidak mau di sebut namanya dalam pemberitaan menceritakan kronologi terhadap wartawan mengatakan dengan rasa sedih apa yang mereka alami atas tidakan yang di lakukan oleh kades Tengganau. Ini terjadi pemecatan di karenakan adanya sangkut pautnya dengan status R. Sitio yang ada di sosial media (fb ). R. Sitio mengatakan bahwa M. Br manik mengalami penyakit Kusta. Selang viralnya status kades R. Sitio , maka M br manik keberatan atas pemberitaan itu, sehingga M. Br manik menceritakan kepada petugas KPM dan Kader lansia hal yang dia alami. Dengan rasa iba kedua petugas di bawah kepemimpinan POLINDES itu mendengarkan keluhan M. Br manik sambil merekam namun tidak menyebarluaskan hasil pembicaraan.
Dengan rasa prihatin kedua petugas yang diangkat kades tersebut memberikan kata penghiburan kepada R. Br manik agar tabah menghadapi postingan pak kades R. Sitio. Sekalipun memang ibu M. Br manik dikatakan sakit kusta, namun kami tidak takut dekat dengan ibu kan, kerna kami tau ibu tidak sakit kusta. Lanjut kedua ibu petugas menceritakan kepada awak media.
Namun berselang dua minggu kejadian wawancara dengan M. Br manik, kami di panggil pihak polindes desa Tengganau atas nama Yesi sebagai bidan mengatakan bahwa kami tidak lagi sebagai KPM dan kader lansia karena kalian sudah dipecat oleh kades R. Sitio dan kades akan memberikan surat pemecatan dalam waktu dekat ini, jadi kalian mulai sekarang jangan lagi bekerja atas nama KPM dan kader LANSIA. Itulah perkataan petugas polindes kepada kami, lanjut kedua ibu menceritakan hal yang mereka alami kepada wartawan.
Dengan adanya pemecatan yang di sampaikan kades R. Sitio kepada Yesi sebagai petugas polindes, kedua ibu sangat mengharapkan penjelasan dari pak kades, lalu mereka menghubungi pak kades melalui seluler berkali kali, namun kades tidak mau mengangkat selulernya.
Untuk itu kami berdua sangat mengharapkan kepada pak wartawan, agar dapat membantu kami dalam permasalahan ini. Pada saat ini keadaan Covid 19 kehidupan kami sangat susah, cari pekerjaanpun sulit ,memang benar benar tidak ada perikemanusiaan Kepala desa Tengganau R.Sitio, kami berdua di pecat dari perangkat desa tanpa surat pemecatan itupun secara lisan,juga pemecatan dengan perantaraan polindes,kami Bekerja ada SK ujarnya dengan rasa sedih. Sebenarnya gaji kami sangat kecil, namun sangat bermanfaat menghidupi anak anak kami di masa vandemi corona ini, cetusnya sambil menyudahi perbincangan kepada wartawan.Tim
Bersambung
Discussion about this post