BORGOLNEWS.COM BENGKALIS/RIAU – Pemkab Bengkalis berkomitmen melakukan pembinaan dan pelatihan-pelatihan kepada pelaku usaha.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam mendorong para pelaku usaha di sektor pertanian serta berbagai sektor lainnya untuk terus mengembangkan usahanya.
Seperti yang terlihat pada panen usaha budi daya madu lebah di Desa Kembung Luar, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. Sabtu kemaren (03/04/21), Pemkab Bengkalis langsung mendatangkan pakar madu lebah dari Magelang Jawa Tengah dan juga menghadirkan pengusaha asal Pekanbaru yang sukses membudidaya madu lebah di sejumlah lokasi di Provinsi Riau.
“Sengaja kita datangkan pakar madu lebah dari Magelang Jawa Tengah, mbah Hadi Utomo untuk mentransfer ilmunya kepada para pembudidaya madu lebah yang ada di Kabupaten Bengkalis,” kata Wakil Bupati Bengkalis, H Bagus Santoso yang turun langsung pada panen tersebut
Selain Hadi Utomo, H Agus, pengusaha sukses asal Pekanbaru yang juga diundang oleh orang nomor dua Negeri Junjungan itu tujuannya adalah untuk memotivasi para peternak lebah madu agar lebih semangat dalam menjalankan usaha merekam
”Mas Agus ini pengusaha sukses dari Pekanbaru. Tentunya kita berharap ada kerjasama yang bisa kita tindaklanjuti dengan orang-orang ‘kuat’ seperti mas Agus ini, karena kita tidak bisa selamanya mengandalkan APBD kita,” ucap Wabup
H. Bagus melihat potensi budidaya madu lebah yang sangat luar biasa di Kabupaten Bengkalis terutama di Kembung Luar, dirinya berharap budidaya madu lebah tetap dipertahankan dan dijaga kelestariannya.
“Untuk para peternak lebah madu harus menjaga keaslian kandungan madunya. Jangan dicampur dengan unsur lain karena berbahaya bagi kesehatan konsumen, juga akan menjejaskan nilai jual,”ungkapnya
Karena potensinya yang luar biasa, mantan wartawan yang juga membudidaya lebah madu jenis Mellifera di sejumlah lokasi di Provinsi Riau ini, bertekad menjadikan Bengkalis sebagai penghasi madu terbesar di Riau bahkan di Indonsia.
“Di Jawa sana lebah madu baru bisa dibudidaya ketika musim tanam jagung, tebu dan lainnya, sementara di daerah kita bile-bile mase bisa budidaya dan panen madu, karena sumber makanan lebah yang melimpah. Mari jadikan Bengkalis sebagai produsen terbesar di Riau bahkan di Indonesia,” ucap Bagus dengan logat melayu
Diakui, nilai ekonomi madu saat ini sangat menjanjikan, bahkan menurut Subari, Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKS) Provinsi Riau, keuntungan jual madu tiga kali lipat dari hasil karet.
”Potensinya luar biasa, apalagi nanti kita kombinasikan dengan sentuhan-sentuhan teknologi atau cara modern, insyaallah hasilnya akan bertambah baik,” ungkap Bagus Santoso.
Sependapat dengan wakil bupati, pakar lebah madu asal Magelang, Hadi Utomo mengakui potensi budidaya di Desa Kembung Luar cukup bagus dan harus tetap dipertahankan. Alasannya kata mbah Hadi, sumber daya alam sebagai sumber pakan bagi lebah melimpah, selaim itu madu yang dihasilkan juga cukup berkualitas.
“Budidaya sesuai kearifan lokal yang dilakukan selama ini tetap kita pertahankan, jangan pernah dirubah, kita sangat hormati itu dan tidak akan merubah pola yang sudah ada. Saya hanya sharing dengan pengalaman dan ilmu yang ada,” kata Hadi Utomo.
Melalui beberapa teknik yang disampaikan, mulai dari pembuatan rumah lebah dengan frem dan cara panen serta teknik mentiriskan madunya, mbah Hadi yakin panen bisa dilakukan lebih sering dibanding dengan yang ada saat ini.
Zaidir, salah seorang pemilik budidaya madu lebah di Desa Kembung Luar mengatakan, budidaya lebah madu yang dilakukan selama ini cukup sederhana dan tradisional, dengan masa panen setahun sekali,
“Kami hanya menggunakan tong-tong kecil tanpa frem untuk sarang lebah. Memang kalau menggunakan frem bisa panen berkali-kali tapi kami tak punya modal,” ungkap Zaidir.
Kelompok budidaya madu di Kembung Luar berharap bantuan Pemkab Bengkalis terutama untuk pembuatan tong-tong lebah dengan frem serta alat untuk mentiriskan madu.
Usai panen madu lebah di Kembung Luar, wabup Bagus Santoso bersama rombongan langsung nyeberang ke Desa Api-Api Kecamatan Bandar Laksamana. Masih di misi yang sama, kali ini rombongan wabup menjajaki potens budidaya lebah madu jenis Mellifera di lokasi perusahaan akasia milik PT Sakato Pratama Makmur (PT SPM).
Didampingi pejabat PT SPM, wabup bersama mbah Hadi dan rombongan berkeliling di areal perusahaan mencari lokasi yang pas untuk budidaya lebah madu,”Potensi di areal perkebunan ini juga luar biasa, ada mangium (akasia) dan pohon sawit sebagai sumber utama makanan lebah madu,” ucap Hadi Utomo. (del)
Discussion about this post