BORGOLNEWS.COM, Kampar – Diduga Preman bayaran saat kejadian bentrokan berdarah di Desa Terantang, Hal tersebut diungkapkan oleh Polres Kampar saat Audensi dengan para Korban kekerasan dan Mahasiswa yang terdiri dari Ikatan Mahasiswa Kecamatan Tambang (IMKT), AMAK, HMI, HMOK-P yang dihadiri oleh Kasat Intelkam Asril serta Ipda Riko dan Beri selaku penyidik Polres Kampar.Rabu(29/6/2022).
“Masyarakat Desa Terantang yang mengalami luka-luka atas kekerasan pada bentrokan berdarah di kebun KKPA pada tanggal 19 Juni 2022 lalu menanyakan kelanjutan proses Hukum para Pelaku tindak kekerasan ke Polres Kampar”.Ujar M.Ihkwansyah Ketua IMKT.
Salah satu perwakilan dari Masyarakat Wiwit bertanya kepada pihak Kepolisian benarkah Pelaku penyerangan tersebut Security kemudian di Jawab oleh Ipda Rico dan Bery selaku pinyidik polres kampar beliau menjelaskan,”Bahwa itu bukan security kebun tapi diduga Preman bayaran yang terbagi dalam Tiga Kelompok”.
“Mereka semua tidak saling kenal satu sama lainya sehingga sisa dari tersangka lainnya sampai hari ini masih kami kejar oleh Tim Polres kampar, Dan juga Kami mohon dukungannya agar seluruh Pelaku Tertangkap”.Ungkap Ipda Riko.
Lebih lanjut Wiwit mengatakan saat Audensi, Kenapa otak Pelaku kekerasan tersebut belum di tertangkap padahal sebahagian Pelaku bentrokan sudah ditangkap, Ipda.Rico menerangkan,”Kami memohon dukungan dari Masyarakat agar kasus ini segera selesai karna sudah menjadi Atensi serta perhatian Publik dan rencana dalam Waktu dekat ini kami akan memanggil pihak Koperasi Iyo Basamo versi HMY untuk diminta keterangan”.
Dalam kesempatan ini Mahasiswa yang hadir Ilham Qodir dari HMI mengatakan,”kami datang kesini bukan untuk mendukung soal Dualisme kepengurusan Koperasi Iyo Basamo tapi Kami datang atas dasar Kemanusiaan yang menjadi Korban kekerasan oleh Preman bayaran yang menimpa Anak-anak Juga Ibu-ibu yang mengakibatkan luka luka sehingga banyak yang menjadi korban”.
“kami bersama kelompok mahasiswa di Riau akan mengawal kasus ini sampai tuntas ke akar akarnya hingga otak Pelakunya di tangkap dan kami akan siap melakukan Aksi setiap Minggu”.Imbuhnya.
Hafiz mahasiswa UIN Suska Riau menambahkan bahwa ini bukan peristiwa bentrokan melainkan pembunuhan berencana dengan membayar Preman untuk menyerang Warga setempat.
“Dari Vidio yang beredar Mereka mengunakan samurai, pentungan, batu dll. Penegakan HUkum dalam peristiwa ini sedikit agak lamban. karna sejak pasca kejadian belum ada penambahan atau penetapan tersangka baru”.
Hafiz juga menuturkan,”keinginan menangkap otak pelaku ini persoalan kemauan dan hati nurani, karna kami mengira bahwa bukti bukti dan saksi sudah cukup kuat untuk menangkap otak pelakunya , kita tunggu saja Keberanian Kapolres baru dalam menangani kasus ini”.
kemudian Fahmi juga menegaskan saat Audensi, “kami minta dalam Pekan depan 53 orang pelaku penyerang lainnya sudah di temukan dan ditangkap, serta 2 orang yang diduga mengumpulkan preman yang berasal dari Koperasi pihak HYM segera diamankan”.
(EdiPalembang)
Discussion about this post