BORGOLNEWS.COM, KAMPAR – Banjir di Kampar tepatnya di Desa Suka Ramai Kecamatan Tapung Hulu diduga akibat peremajaan sawit turut ditanggapi pemerhati lingkungan, M. Rawa El Amady.
Peremajaan sawit sangat memungkinkan menimbulkan banjir.
“Kuat sekali kemungkinan replanting menjadi penyebab banjir besar di Tapung Hulu,” ungkap Rawa El Amady dilansir dari Tribunpekanbaru.com, Senin (27/9/2021).
Ketua Sustainable Social Development Partnership (Scale Up) ini mengungkapkan, replanting membuat tanah terbuka. Apalagi tidak ada tanaman lain. Sehingga tanah tidak lagi mampu menahan laju air.
Pria yang juga berprofesi sebagai dosen ini menjelaskan, banyak riset yang menunjukkan bahwa sawit menyebabkan banjir di musim hujan dan kekeringan di musim panas.
Di musim hujan perubahan hara dan akar tumbuhan tidak mampu menahan secara maksimal air hujan.
“Dia (sawit) merupakan tamanan berakar serabut dan monokultur. Pohon-pohon besar yang mempunyai akar yang besar tidak tersedia lagi, apalagi di masa replanting,” jelas Rawa.
Menurut Rawa, perkebunan sawit memang bukan satu-satunya penyebab banjir. Tetapi, perusahaan menjadi titik gunung es karena pinggiran sungai wilayah Kampar banyak kawasan industri terutama sawit.
Rawa menjelaskan, wilayah Tapung dan sekitar terhampar perkebunan sawit yang sangat luas. Perkebunan sawit sudah pasti monokultur.
Apalagi tanaman sawit sampai di zona Daerah Aliran Sungai (DAS).
Aturan yang melarang sawit di DAS sebenarnya dimaksudkan untuk pengayaan vegetasi.
Pengayaan vegetasi di DAS dengan tanaman kehidupan adalah agar perkebunan tidak menjadi monokultur dan menjadi area resapan air.
Sehingga pendangkalan sungai melalui laju sedimentasi dapat dicegah.
“Masalahnya, sawit sampai di bibir sungai. Kalau bisa di tengah sungai (sawit ditanam). Sudah begitu, siapa yang menindak? Nggak ada kan?,” tandas Rawa. Ia meminta pemerintah mesti memikirkan degradasi lingkungan akibat perkebunan sawit.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari kepada Tribunpekanbaru.com, Senin (27/9/2021) pagi, mengungkapkan, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir di Desa Suka Ramai Kecamatan Tapung Hulu pada Sabtu (25/9) pukul 02.00 WIB dini hari.
Sebanyak 160 rumah warga terdampak banjir dengan kedalaman genangan air 50-90 sentimeter.
Menurut Muhari, berdasarkan informasi dari BPBD Provinsi Riau, banjir diakibatkan oleh hujan lebat dan aktivitas perusahaan sekitar kawasan terdampak banjir.
“Aktivitas perusahaan di sekitar kawasan terdampak menyebabkan kurangnya resapan air. Debit air hujan juga mengakibatkan anak Sungai Suram meluap,” ungkap Muhari dilansir dari pekanbaru.tribunnews.com.
Kepala Desa Suka Ramai, Arusman menduga kuat banjir disebabkan oleh peremajaan (replanting) sawit PT. Arindo Tri Sejahtera 1 (PT ATS 1) di wilayah Desa Rimba Beringin Kecamatan Tapung Hulu.
Akibat replanting, kata Arusman, resapan air menurun. Sehingga saat hujan lebat, debit air langsung mengalir ke Sungai Suram. (red)
Discussion about this post