BORGOLNEWS.COM, BENGKALIS/RIAU – Sebanyak 45 peserta pelatihan jurnalist dari Pemerintah Desa (Pemdes) di setiap Kecamatan telah usai mengikuti pelatihan yang di gelar Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Aliansi Jurnalistik Online Indonesia (AJOI) Kabupaten Bengkalis.
Pelatihan tersebut di ikuti perwakilan dari perangkat desa yang berperan sebagai pengendali sebagai operator wibesite di desa masing-masing, yang dlaksanakan bertempat, di gedung Datuk Laksamana, Jalan Jendral Sudirman Bengkalis, Rabu (15/12/21).
Pelatihan Jurnalistik ini terselenggara atas ide dan gagasan dari pengurus DPC AJOI Bengkalis serta mengandengkan Dinas Kominfotik Bengkalis dan Solidaritas Pers Indonesia (SPI) Provinsi Riau.
Usai pelatihan, salah seorang peserta Erwan dari Desa Pasiran mengapresiasikan apa yang dilaksanakan DPC AJOI Bengkalis, dan ini adalah baru pertamanya mengikuti pelatihan jurnalist serta materi yang berikan penyaji narasumber sangat mudah dipahami.
“Dalam pemaparan narasumber itu berisi pendapat, penilaian, pemikiran, atau analisis tentang suatu masalah atau peristiwa dan cara menulis berita di wibesite yang menggabungkan fakta tulisan khas bergaya penulisan karya sastra seperti cerpen atau novel,”,” kata Erwan di hadapan peserta lainnya.
“Semoga untuk website di desa kami akan di informasikan berita-berita yang positif atau yang bisa menginspirasi banyak orang,” jelas Erwan menambahkan.
Disela itu, Firdaus peserta dari Desa Palkon meneruskan, bahwa merasa senang dengan penyampaian narasumber dan mudah untuk kami mengerti apa arti wartawan, dan cara penulisan berita dasar yang baik dan benar sehingga bisa di publikasikan ke website di desa,” ungkap Firdaus.
Di hari yang sama, Ketua Solidaritas pers indonesia (SPI) Provinsi Riau, Suryani Siboro menjelaskan, ada beberapa materi yang di sampaikan pada peserta tentang cara menulis dan daya jual tulisan agar menarik di baca masyarakat luas. Secara dasar, para peserta khususnya dari desa cepat memahami tata cara penulisan dalam waktu yang singkat.
“Namun, setelah belajar hari ini ternyata untuk menjadi jurnalis kita tidak bisa menulis sembarangan karena ada unsur yang mesti dipenuhi dan penting atau tidaknya informasi atau berita yang disampaikan tersebut,” ungkap Suryani Siboro sebagai narasumber.
Saat ini, sebenarnya yang membedakan antara mereka yang tinggal di kota adalah kecepatan dalam mendapatkan informasi sedangkan kemampuan lainnya meskipun tinggal di desa, tentunya tidak kalah dengan tinggal di kota.
“Dengan di gelarnya pelatihan ini, semoga menjadi salah satu upaya perangkat desa mendorong realisasi pembangunan desa digital,” tutupnya. (Del)
Discussion about this post