BORGOLNEWS.COM, TEMBILAHAN – Seorang ibu meraung kesakitan saat persalinan di Puskesmas Gajah Mada Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Bagaimana tidak, bayi yang dilahirkannya dalam keadaan tidak berkepala.
Peristiwa memilukan tersebut disaksikan langsung oleh sang suami bernama Khaidir saat mendampingi istrinya bernama Nova Hidayati ketika proses persalinan di Puskesmas Gajah Mada Tembilahan pada Jumat (26/8/2022) lalu, sekira Pukul 23.00 WIB.
“Saya menyaksikan proses persalinan yang dilakukan bidan menyebabkan hilangnya nyawa anak saya (Kepala tertinggal didalam_red),” kata Khaidir didampingi Kuasa Hukumnya, Hendri Irawan, menyampaikan berita pilu itu kepada awak media, Selasa (30/8).
Dengan keadaan masih syok, Khaidir mencoba menjelaskan kepada awak media mulai dari awal. Lelaki yang merupakan warga berdomisili di Jalan Sungai Beringin Tembilahan tinggal bersama istrinya bernama Nova Hidayati terbata-bata menjelaskan kejadian menimpa anaknya.
Pada malam kejadian, sewaktu istrinya pecah air ketuban, ia langsung bergegas memanggil mobil Ambulan Puskesmas Gajah Mada Tembilahan sesuai dengan BPJS Kesehatan yang ia punya.
Tiba di UGD Gajah Mada Tembilahan, kata Khaidir, ketika diperiksa Bidan yang ada, tampak sedikit pinggul si bayi sudah keluar. Setelah melihat kondisinya seperti itu, Bidan langsung melakukan proses persalinan.
“Pertama kaki bayi yang keluarkan, kemudian dikorek-korek keluar lah tangannya. Nah saat tinggal kepala, susah untuk dikeluarkan. Terus dicoba ditarik bidan beberapa kali hingga salah satunya bidan harus naik keatas tempat persalinan,” paparnya.
“Saat itu saya menyaksikan langsung, badan anak saya terpisah dari kepala. Jadi kepala anak saya masih tertinggal di dalam,” sambungnya.
“Putus kepalanya”, ucap bidan saat persalinan. Badan bayi tersebut langsung dilepas.
Selanjutnya, sang Ibu, Nova dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada untuk mengeluarkan kepala bayi yang masih tertinggal didalam. Dilakukan tindakan medis dan hendak operasi.
“Setelah istri saya tahu bahwa yang tertinggal itu kepala , istri saya mencoba dengan sekuat tenaga (mengejan) akhirnya keluar lah tanpa harus operasi sesar,” ungkap Khaidir dengan mata berkaca-kaca.
Bahkan katanya, dokter di UGD RSUD Puri Husada Tembilahan seperti kaget langsung duduk di kursi mengetahui yang tertinggal itu adalah kepala.
Sementara tragedi itu, diungkapkam Khaidir, ketika memejamkan mata, ia mengaku selalu terbayang anaknya yang tidak berkepala. Ia syok menyaksikan darah menyembur dari leher bayinya yang tak berkepala.
Pria yang sehari-hari sebagai pekerja di sebuah bengkel las berharap ada keadilan yang didapat dan cukup hanya sekali ini terjadi menimpanya maupun keluarga serta masyarakat lain.
“Yang saya bingung kenapa waktu pinggul bayi keluar kenapa tidak dilakukan operasi SC saja jika tidak normal dan membahayakan. Masih bersyukur istri saya masih diberikan keselamatan dan sudah kluar pagi tadi,” sambungnya.
Yang lebih membuat Khaidir geram, bidan terlebih puskesmas tidak ada upaya untuk menyatukan jasad bayinya. Bayi dibawa pulang dalam keadaan terpisah antara tubuh dan kepala, hingga dimakamkan pun kepala dan badannya tidak tersambung.
“Tidak ada niat untuk menjahit sajad anak saya. Siapa yang tidak sedih menyaksikan anaknya seperti itu. Saya harus bela anak saya,” tuturnya.
Untuk diketahui, Kepala Puskesmas Gajah Mada Tembilahan, Marlina ketika dijumpai wartawan secara langsung memilih bungkam dan meninggalkan wartawan yang berusaha mengkonfirmasi apakah proses sudah sesuai SOP penanganan dan bagaimana tindakan lanjut setelahnya.
Kepala Puskesmas Gajah Mada terkesan menutupi apa yang terjadi sebenarnya dan siapa bidan maupun dokter yang menanganinya.
Begitu juga dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Inhil, Rahmi memilih diam seribu bahasa ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp walaupun pesan sudah masuk dan contreng dua biru. (Tim)
Discussion about this post