BORGOLNEWS.COM, KAMPAR – Pelaksanaan survei herd immunity ini merupakan perintah dari Pj Bupati Dr. Kamsol, MM untuk mengukur sejauh mana kekebalan atau imunitas yang di timbulkan oleh vaksinasi covid-19 di Kabupaten Kampar.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dr. Zulhendra Das’at, MH.Kes didampingi Kabid P2P Dinkes Kampar Haryanto, MKM beserta Kepala Sub Koordinator Surveilans dan imunisasi Ns. Bustami, S.Kep., M.Pd menyampaikan bahwa sebanyak 97 persen warga Kabupaten Kampar Sudah memiliki antibody COVID-19.
Hasil tersebut, katanya, diperoleh melalui survei herd immunity yang dilakukan di Kabupaten Kampar bekerjasama dengan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Riau, kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Juli 2022 sampai dengan November 2022.
Hasil survei menunjukkan mayoritas penduduk Kabupaten Kampar 97 persen populasi yang daerahnya disurvei telah memiliki anti bodi SARS-COV-2 baik akibat telah terinfeksi sebelumnya, atau karena vaksinasi.
dr. Zulhendra menambahkan, dalam survei ini juga diperoleh hasil; Proporsi penduduk yang mempunyai antibodi SARS-CoV-2 pada yang mengaku belum pernah terdeteksi dan belum divaksinasi sudah tinggi; Proporsi penduduk yang mempunyai antibody SARS-CoV-2 pada semua kelompok usia sudah tinggi, meskipun angka cakupan lebih rendah pada orang tua; serta tingkat imunitas COVID-19 di Kabupaten Kampar sudah merata di wilayah pedesaan dan perkotaan;
Ahli epidemologi dari Universitas Riau Dr. Suyanto, MPH, PhD, Sp.KKLP. menjelaskan hasil survei ini menunjukkan adanya kombinasi antibody COVID-19 yang didapatkan masyarakat dari infeksi alamiah dan yang sudah menerima vaksinasi COVID-19, namun katanya, perlu diingat adanya fakta yang menunjukkan rata-rata tingkat antibody COVID-19 dalam tubuh setelah enam bulan akan menurun, sehingga perlu dilakukan survei secara berkala untuk mengukur perubahan pada kadar antibodi tersebut.
Lebih jauh, Zulhendra menjelaskan bahwa dengan adanya hasil survei tersebut bukan berarti herd immunityatau kekebalan kelompok telah tercapai di Kabupaten Kampar, sebab sampai sekarang masih belum ditemukan jenis vaksin COVID-19 yang mampu mencegah penularan. Hal ini juga diperparah dengan masih adanya masyarakat yang belum mau divaksinasi COVID-19, serta munculnya varian baru seperti Omicron.
Zulhendra kembali menegaskan kepada seluruh Kepala Puskesmas dan fasilitas pelayanan Kesehatan yang ada, agar bersama lintas sektor dan masyarakat untuk terus memperkuat strategi pengendalian pandemi, seperti 3T (testing, tracing dan treatment), penegakan protokol kesehatan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas) dimasyarakat dan tetap meningkatkan capaian vaskinasi dosis 2 dan booster. (Red)
Discussion about this post