BORGOLNEWS.COM, Pekanbaru – Video sejumlah warga membawa jenazah dengan tandu dari bambu dan sarung ke pemakaman melewati jalan rusak berlumpur viral di media sosial. Peristiwa itu disebut terjadi di Kota Dumai, Riau.
Dilansir dari news.detik.com, Sabtu (19/6/2021), dalam video berdurasi 6 menit 46 detik itu, terlihat warga bergantian membawa jenazah dengan tandu dari bambu dan sarung. Mereka terlihat berjalan hati-hati di jalanan yang berlumpur.
Sisi kanan dan kiri jalan tersebut terlihat tanaman sawit. Jalanan terlihat hanya berupa tanah dan berlumpur.
“Inilah jalan sepakat, RT 09, Kelurahan Bansal Aceh, Kecamatan Sungai Sembilan. Jalannya seperti ini, tidak bisa dilalui oleh masyarakat. Susah payah kami jalaninya,” kata perekam video.
Sambil mengiringi jenazah, perekam terus menceritakan kondisi jalan di daerahnya. Perekam video menyebut belum pernah ada perbaikan jalan di wilayahnya.
“Tengoklah kami membawa mayat seperti ini. Karena mobil tidak bisa masuk, harus pakai sarung digendong. Mungkin pejabat Dumai tidak tahu dengan keadaan kami di sini. Beginilah jalan kami,” ucapnya.
Perekam yang mengaku warga Bansal Aceh itu meminta agar jalan tersebut diperbaiki. Dia merasa warga di wilayahnya ditelantarkan.
“Kami ditelantarkan begitu saja. Di mana keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia itu? Mana keadilannya? Tidak ada sama sekali. Mungkin pemerintah Dumai menganggap kami bukan manusia, maka ditelantarkan. Seandainya Wali Kota seperti Pak Jokowi, Bapak Presiden mungkin akan menangis melihat jalan seperti ini. Jalan yang tidak layak kami jalani. Kami tidak bisa berbuat banyak,” ucapnya.
Lurah Bansal Aceh, Parlen, membenarkan video viral tersebut terjadi di daerahnya. Hanya, video diambil pada November 2020 dan baru viral akhir-akhir ini.
“Iya benar, video viral itu di daerah kami. Tetapi itu video November 2020 dan baru viral sekarang. Itu benar kondisi di Bansal Aceh seperti itu,” kata Parlen.
Parlen mengaku pihaknya sudah berulang kali meminta agar jalan rusak itu diperbaiki. Permintaan itu, katanya, tak bisa dikabulkan karena wilayah itu masuk dalam kawasan hutan.
“Saya sudah berulang kali laporkan itu ke Bappeda, PU, dan Kota. Pemerintah Kota sudah tahu. Saya usulkan untuk dibangun. Bahkan dalam forum lurah juga sudah saya usulkan. Tapi ternyata tidak bisa dibangun karena itu kawasan hijau, kawasan hutan,” katanya.
Walaupun video sudah hampir 1 tahun lalu, dia menyebut kondisi di daerahnya masih tetap sama. Dia mengatakan jalan akan berlumpur dan tak bisa dilewati kendaraan jika hujan mengguyur.
“Kondisi di lokasi memang seperti itu saat turun hujan. Sekarang hujan-panas. Kalau hujan, ya begitu. Itu jenazah rencana mau dimakamkan, diangkat pakai sarung ke luar Bansal Aceh. Nanti ada kendaraan nunggu di jalan bagus untuk dibawa ke pemakaman,” kata Parlen.
Parlen mengatakan tetap memperjuangkan agar jalan di daerahnya bisa diperbaiki. Salah satunya dengan minta bantuan dari pihak swasta lewat CSR.
“Kami tidak bisa berbuat banyak karena itu kawasan. Ada juga akses lain, karena itu memang akses di lingkungan Bansal Aceh, untuk warga yang tinggal juga di situ tidak banyak. Kalau 50 KK, tidak sampai. Mereka banyak pendatang. Makanya saya hanya bisa minta bantuan perusahaan atau CSR untuk perbaiki. Kalau dana dari APBD tidak bisa, karena itu kawasan (hutan),” kata Parlen. (red)
Discussion about this post