BORGOLNEWS.COM Serangan kelompok militan Hamas yang dinamakan Operasi Badai Al Aqsa dikabarkan telah menewaskan ratusan orang warga Israel, termasuk perwira senior Israel Komandan Brigade Infanteri Nahal Kolonel Jonathan Steinberg.
Dikutip dari Republika.co.id, Times of Israel dan Jerusalem Post melaporkan angka korban tewas 600 orang, namun keterangan dari sumber resmi menyatakan lebih dari 500 orang.
“Korban tewas akibat serangan besar-besaran yang dilancarkan Hamas terhadap komunitas Israel di dekat Gaza dan ribuan roket yang ditembakkan ke Israel mencapai lebih dari 500 orang, demikian perkiraan resmi,” seperti dilansir dari Times of Israel.
Selain Times of Israel, stasiun penyiaran publik Kan dan Channel 12 serta surat kabar Haaretz melaporkan jumlah korban jiwa serupa pada Ahad. Belum ada konfirmasi resmi mengenai jumlah korban tewas di pihak Israel sejak pertempuran meletus pada Sabtu pagi, tulis Euronews.
Di antara ratusan korban tewas yakni perwira senior Israel Komandan Brigade Infanteri Nahal Kolonel Jonathan Steinberg. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa seorang komandan tinggi IDF tewas ketika konfrontasi dengan Hamas berlangsung di daerah perbatasan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) malam.
Lewat akun X resminya, IDF mengungkapkan, Steinberg terbunuh ketika hendak menyambangi lokasi konfrontasi dengan Hamas di daerah Karem Shalom. Dalam perjalanan itu, dia bertemu seorang anggota Hamas yang kemudian membunuhnya.
“Dia (Steinberg) adalah pejabat paling senior yang dipastikan tewas dalam pertempuran pada Sabtu malam, dan salah satu perwira paling senior yang tewas dalam pertempuran baru-baru ini,” kata Times of Israel dalam laporannya
Pada Sabtu (7/10/2023) pagi, ratusan anggota Hamas berhasil melakukan infiltrasi ke wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Mereka melakukan serangan ke beberapa kota Israel. Hamas menyebut operasi itu sebagai Operation Al Aqsa Flood. Mereka mengatakan, operasi itu diluncurkan sebagai respons atas penyerbuan Israel ke Masjid al-Aqsha dan meningkatnya kekerasan oleh pemukim Israel.
Kelompok Hizbullah di Lebanon juga melancarkan serangan artileri terhadap pos militer Israel di wilayah Perkebunan Shebaa, Ahad (8/10/2023). Serangan tersebut dilakukan ketika Israel juga tengah terlibat konfrontasi dengan Hamas di Jalur Gaza.
“Kami menargetkan situs radar Zibdin dan Ruwaisat Al-Alam dengan misil,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengonfirmasi serangan artileri yang dilancarkan Hizbullah. IDF mengungkapkan, mortir ditembakkan dari Lebanon menuju Israel Utara yang menghantam situs militer Israel di Perkebunan Shebaa.
“Artileri IDF saat ini menyerang wilayah di Lebanon tempat penembakan dilakukan. IDF telah mengambil langkah-langkah persiapan untuk kemungkinan seperti ini dan akan terus beroperasi di semua wilayah dan kapan saja diperlukan untuk menjamin keselamatan warga sipil Israel,” kata IDF.
Menurut koresponden Al Arabiya, tak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat serangan Israel ke wilayah Lebanon. Saat ini, Israel dilaporkan telah meminta penutupan fasilitas wisata di perbatasan dengan Lebanon.
Israel dan Lebanon terakhir kali terlibat dalam konflik terbuka pada 2006. Kedua negara secara resmi dalam situasi berperang, sementara penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat. Pada Mei 2000, tentara Israel mengumumkan penarikannya dari sebagian besar wilayah Lebanon selatan setelah dua dekade pendudukan. Namun, Israel masih mempertahankan pendudukannya di wilayah kecil yang diklaim oleh Lebanon. Wilayah tersebut dikenal sebagai Perkebunan Shebaa.
Sementara itu, Israel mendeklarasikan perang terhadap Hamas. Pemerintah zionis menggelar operasi militer Swords of Iron ke Jalur Gaza. Setidaknya lebih dari 300 warga Palestina tewas akibat serangan tersebut. Pesawat tempur Israel mengebom sejumlah lokasi di Jalur Gaza yang terkepung, menurut saksi mata pada Ahad, dan terus melanjutkan serangan semalaman.
Sejumlah saksi mengatakan kepada Anadolu, pesawat tempur mengebom lokasi militer milik kelompok Palestina di Gaza barat, serta rumah-rumah dan bangunan publik di Kota Beit Hanoun dan lokasi lain di Gaza selatan dan tengah. Lokasi tersebut termasuk kantor pejabat Hamas di Gaza, Yahya al-Sinwar, di kawasan En-Nasr, Stadion Palestina, dan bangunan Bank Nasional Islam, juga Production Bank.
Serangan Israel juga menewaskan satu keluarga Palestina yang beranggotakan enam orang, Ahad (8/10/2023). Mereka tewas dalam serangan pesawat tempur Israel yang menerjang wilayah angkasa Gaza.
Menurut sumber-sumber lokal, pada Ahad pagi, pertempuran sengit kembali berlanjut. Serangan balasan Israel ini sehari setelah serangan mendadak oleh Hamas di dalam wilayah Israel. Pesawat tempur Israel menargetkan rumah, masjid, dan pusat radio, menurut pihak berwenang setempat.
Pesawat-pesawat tempur Israel menargetkan rumah keluarga Shaban di lingkungan Al-Nasr, sebelah barat kota Gaza. Serangan tersebut menewaskan kedua orang tua dan empat anak mereka.
Pesawat tempur Israel itu juga menargetkan rumah-rumah, masjid dan sebuah pusat radio selama serangannya di Jalur Gaza, menurut pihak berwenang Palestina. Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan banyak warga sipil terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh.***
Discussion about this post